Powered by Administrator

Translate

Jumat, 16 Agustus 2013

Adakah Perlindungan dalam Dua Pernyataan Saja?


Vinaya Piṭaka beberapa mazhab mencatat kisah dua orang pedagang bersaüdara, Trapuṣa dan Bhallika, yang melintas dengan rombongan lima ratus kereta lembu, dekat hutan tempat Tathāgata berdiam beberapa saat setelah Beliau mencapai Pencerahan. Setelah memberikan dāna makanan, mereka kemudian menyatakan diri berlindung dan menjadi pengikut awam Buddha yang pertama.

Menurut “Śīla-samādāna Skandhaka” dari Mahīśāsaka Vinaya 《五分律》 (T. vol. 22, № 1421 hlm. 103a) dan Dharmaguptaka Vinaya 《四分律》 (T. vol. 22, № 1428 hlm. 782a), adalah Buddha sendiri yang mengajari mereka untuk mengucapkan Perlindungan dalam Dua Pernyataan 二語 (dvivācika), yakni berlindung kepada Buddha dan berlindung kepada Dharma. Format Dua Pernyataan ini diajarkan juga secara berturut-turut — berdasarkan Dharmaguptaka Vinaya (urutannya berbeda dalam Mahīśāsaka Vinaya) — kepada:
  •  Dewa pohon harītakī, yang merupakan dewa pertama yang menyatakan berlindung;
(Kisah ini tiada pada Mahīśāsaka Vinaya. Namun, seorang dewa gunung bernama Mo-hsiu-lo 摩修羅 mempersembahkan buah harītakī sebelum kedatangan Trapuṣa dan Bhallika karena Tathāgata menderita penyakit angin, dan tidak disebutkan bahwa ia menerima Perlindungan.)
  •  Seorang brāhmaṇa di Desa Uruvilvā;
(Menurut Mahīśāsaka Vinaya namanya adalah Sena 斯那.)
  •  Istrinya, yang merupakan putri Jenderal Besar Sujata;
  •  Penduduk Desa Uruvilvā lainnya, baik laki-laki maupun perempuan;
(Dalam Mahīśāsaka Vinaya, sesudah Trapuṣa dan Bhallika, yang menyatakan berlindung berturut-turut adalah: Sujatā, putri dari Brāhmaṇa Sena; Sena sendiri; istrinya; keempat saüdari brāhmaṇa tersebut; serta seorang wanita yang memberikan makanan sewaktu Buddha berdiam di bawah pohon ajapāla-nyagrodha.)
  •  dan Raja Naga Mucilinda, yang merupakan hewan pertama yang menyatakan berlindung.
(Kisahnya dalam Mahīśāsaka Vinaya mendahului Sujatā, namun tidak disebutkan bahwa ia menerima Perlindungan.)


Akan tetapi, sūtra-sūtra yang menceritakan riwayat hidup Buddha seperti Hsiu-hsing pên-ch’i ching 《修行本起經》 (T. vol. 3, № 184 hlm. 472b), T’ai-tzŭ jui-ying pên-ch’i ching 《太子瑞應本起經》 (T. vol. 3, № 185 hlm. 479b), Kuo-ch’ü hsien-tsai yin-kuo ching 《過去現在因果經》 (T. vol. 3, № 189 hlm. 643c), Fo pên-hsing chi ching 《佛本行集經》 (T. vol. 3, № 190 hlm. 802b), dan Chung-hsü mo-ho-ti ching 《眾許摩訶帝經》 (T. vol. 3, № 191 hlm. 951c) secara sepakat menyatakan bahwa Buddha mengajari Trapuṣa dan Bhallika untuk mengucapkan Perlindungan dalam Tiga Pernyataan 三語 (traivācika), yakni berlindung kepada Buddha, berlindung kepada Dharma, dan berlindung kepada Saṅgha.

Perlindungan kepada Saṅgha sebagai antisipasi ditegaskan dalam Kuo-ch’ü hsien-tsai yin-kuo ching:

食既畢竟,澡漱洗缽,即授商人三歸:
Setelah selesai makan, [Buddha] berkumur dan mencuci mangkuk-Nya, lalu mengajarkan Tiga Perlindungan kepada kedua pedagang itu, yakni:
一、歸依佛,   Berlindung kepada Buddha,
二、歸依法,   Berlindung kepada Dharma,
三、歸依將來僧。 Berlindung kepada Saṅgha yang akan datang.

Dalam I-ch’u p’u-sa pên-ch’i ching 《異出菩薩本起經》 (T. vol. 3, № 188 hlm. 620b), tatkala Raja Naga Mucilinda menyatakan:
「從今以去,我自歸佛、自歸經。」
“Mulaï saat ini dan seterusnya, saya berlindung kepada Buddha dan kepada Dharma.”
Maka Buddha berkata kepadanya:
「比後當有眾阿羅漢比丘僧。汝亦當復務自歸之!」
“Kelak akan terdapat bhikṣu-saṅgha yang terdiri atas kumpulan arhat. Engkau pun harus menyatakan berlindung pada-Nya!”
(Mahīśāsaka Vinaya [hlm. 107a] dan Dharmaguptaka Vinaya [hlm. 792c] menceritakan pula kisah Raja Naga Elāpattra, yang merupakan hewan pertama yang mengucapkan Perlindungan dalam Tiga Pernyataan.)


Kedua format di atas sebenarnya tidak terlalu menjadi persoalan sebab, dengan melihat skema di sini, meskipun dari sisi fenomena Triratna belum lengkap, namun dari sisi nomena Triratna senantiasa hadir. Bagaimana persisnya Perlindungan yang diberikan pada masa awal penyebaran Ajaran tidaklah kita ketahui dengan pasti. Yang jelas, di kemudian hari hanya Tiga Pernyataanlah yang digunakan secara definitif. 




Kutipan dari Sarvāstivāda-vinaya Vibhāṣā 《薩婆多毘尼毘婆沙》 (T. vol. 23, № 1440 hlm. 506b):

問曰:若受三歸,或時先稱法寶,後稱佛者,成三歸不?
Tanya: Pada saat memberikan Tiga Perlindungan, apabila lebih dahulu mengucapkan [berlindung] kepada Dharmaratna, baru mengucapkan kepada Buddha, apakah [substansi] Tiga Perlindungan terbentuk?

答曰:若無所曉知,說不次第者,自不得罪,得成三歸。若有所解,故倒說者,得突吉羅,亦不成三歸。
Jawab: Apabila tidak tahu dan mengucapkannya tidak berurutan, maka tiada pelanggaran dan Tiga Perlindungan terbentuk. Apabila sudah mengerti, namun dengan sengaja mengucapkan terbalik, maka terjadi pelanggaran duṣkr̥ta dan Tiga Perlindungan tidak terbentuk.

問曰:若稱佛及法,不稱僧者,成三歸不?若稱法僧,不稱佛寶,成三歸不?若稱佛僧,不稱法寶,成三歸不?
Tanya: Apabila hanya menyebutkan Buddha dan Dharma, tidak menyebutkan Saṅgha, terbentukkah Tiga Perlindungan? Apabila hanya menyebutkan Dharma dan Saṅgha, tidak menyebutkan Buddharatna, terbentukkah Tiga Perlindungan? Apabila hanya menyebutkan Buddha dan Saṅgha, tidak menyebutkan Dharmaratna, terbentukkah Tiga Perlindungan?

答曰:不成三歸。
Jawab: Tidak terbentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar